Tuesday, June 09, 2009

A Malay view of 'Ketuanan Melayu': a CPI translation

The Center for Policy Initiatives provided an excellent translation of my article on 'Ketuanan Melayu':

http://bm.cpiasia.net/index.php?option=com_content&view=article&id=53:ketuanan-melayu-dari-pandangan-seorang-melayu&catid=1:translated-works&Itemid=2#JOSC_TOP

9 comments:

T H E . M A L A Y . P R E S S said...

'Wahai Manusia! Tuhan kamu itu esa dan dan kamu semua manusia berasal dari Adam dan Hawa, tidak ada orang Arab yang lebih mulia dari orang bukan Arab atau orang bukan Arab lebih mulia dari orang Arab; juga tidak ada yang (berkulit) putih lebih mulia dari yang (berkulit) hitam atau yang (berkulit) hitam lebih mulia dari (berkulit) putih), selain daripada belas kasihannya. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal saleh.'
- Sabda Nabi Muhammad s.a.w (Selawat dan salam ke atas junjungan besar Nabi)

-----Disini Nabi Muhammad menceritakan perihal muslim dan menekankan perihal orang yang Bertaqwa dan Beramal Soleh - maksudnya orang yang BERIMAN adalah berbeza dari yang tidak beriman dari segi kemuliaannya disisi Allah SWT.


'Malaysia – dipunyai oleh siapa? Kepada warga Malaysia. Tapi siapakah warga Malaysia itu? Tuan Pengerusi Majlis, harapannya sayalah warga itu. Namun kadangkalanya, duduk di kamar ini, saya meragui kalau-kalau saya dibenarkan menjadi warga Malaysia. ... kamu akan berdepan dengan perang yang akan memecahkan negara dari atas ke bawah dan meleraikan Malaysia.' – Lee Kuan Yew, Menteri Kanan, Republik Singapura.

----Malaysia adalah sebuah Nagara Baru. Walaupun begitu namanya sudah ada semenjak 1937 lagi. Singapura terlerai dari Malaysia tanpa peperangan tetapi adalah melalui strategi politik.

Jika kita membaca sejarah perkembangan ideologi ketuanan ini, kita dapat melihat ide tentang penguasaan sosial dan keunggulan kaum kemungkinan segalanya hanyalah berpunca daripada ekonomi. Tetapi soalan saya – siapa yang berhak mendakwa bahawa tanah ini dan itu dipunyai oleh kumpulan orang ini dan itu.

----Tidak ada istilah ketuanan Bangsa dalam Islam melainkan Keadilan. Setiap orang Islam yang Bertaqwa atau yang beriman jika memerintah mestilah menjalankan KEADILAN kerana itu adalah perinsip asas dalam syariah dan perundangan Islam. Namun begitu jika ada perbezaan dalam Muslim dan Muslim yang beriman sudah tentu juga ada perbezaan antara orang Kafir - Muslim dan Beriman. Disinilah terletaknya perbezaan itu.

Ia perihal persoalan yang cukup rumit. Warga Malaysia perlu menjawabnya setelah 50 tahun kemerdekaan. Kita mesti membuka ruang perbincangan berkenaan isu ini.

---Kerumitan kita selama 50 tahun ini bermula atau bertitik tolak pada masa untuk menuntut kemerdekaan. Disitulah ROOT CAUSEN-nya.

Bagi umat penganut Islam di Malaysia, sabda Nabi Muhammad S.A.W ini memang biasa didengar: 
'Asal usul turunanmu tidak perlu dibanggakan. Tidak juga ia membawa kepadamu keagungan. Wahai Manusia! Tuhan kamu itu esa dan dan kamu semua manusia berasal dari Adam dan Hawa. Kamu semua sama ibarat bijirin gandum di dalam cupak ... tiada yang lebih mulia dari lainnya, kecuali dalam amal saleh dan ketaqwaanmu....'


---Sekali lagi, yang membezakan manusia disisi Allah taala adalah yang beriman dan tidak beriman. Bukannya bangsa.

Kita perlu bekerja sama untuk mendobrak [dekonstruk] segala bentuk susun aturan politik berasaskan kaum. Seiring dengan itu bekerja ke arah menzahirkan tata cara baru yang berasaskan kepada reka bentuk ekonomi yang lebih setara yang mengambil kira keperluaan asasi dan martabat kesemua kaum.


---Saya akan cuba mengupas isu ini pada masa akan datang. Tetapi perlu juga ada usaha untuk memaham sejarah realiti yang telah digelapkan. Perlu juga dibuang rasa prejudis terhadap agama Islam kerana Islam itu adalah sebaik dan setingi agama, tidak ada yang lebih tinngi darinya.

Kita mesti mengajar murid-murid sekolah bagaimana untuk mendobrak rasa keunggulan ketuanan kaum itu, bukan saja dengan mengajar tolak ansur tetapi kesetaraan masyarakat – melalui strategi pendidikan kedamaian. Kita akan menuai hasilnya buat generasi akan datang.

---InsyaAllah saya akan cuba mengupas isu ini.

tq

Anonymous said...

May I ask what happens if the Chineses start to shout "Ketuanan China" or the Indians start to shout "Ketuanan India" or Dayak shouting "Ketuanan Dayak"? One day the Javanese or Archehnese or anyone will start shouting "Ketuanan" this and that. Somehow all this racial thing must end or our country will not be peaceful.

Tamerlane said...

Malay/Bumi special positions and reserved rights are mentioned in our constitution and documents relating to the founding on this nation. But that should no way be translated to ketuanan or the right to trample on others. This is a kingdom of man, God made man knowing that he would sin, that is why we have Judgement Day. Though i believe that Islam contains many ideals of a society, i cannot support a taliban country run by some religious scholars' interpretation of the book.

Anonymous said...

MANOHARA CASE:

Yang boleh dari seorang pangeran adalah:
1. Botak. Bahkan uangnyapun tak dapat menolong memperbaiki kepalanya yang botak. I wonder bagaimana mamanya Manohara bisa sebuta itu.
2. Berwajah mirip pelawak. Meskipun baru kali ini saya jumpai yang seperti ini, tapi yaaa sejujurnya si Tengku memang wajahnya mirip Udjo Project Pop. Jadi memang jauh dari berwibawa.
3. Meregenerasi pola kepemimpinan yang menganut disiplin otoritarian. Biarpun ada PBB, Malaysia adalah negara kerajaan yang notabene identik dengan absolutisme. Rakyatnya saja belum sebebas kita dalam berpendapat. Apa mau dikata, meskipun terdengar aneh bahwa saya menganggap ini boleh, bahwa bagi kita merampas HAM tidaklah manusiawi, tapi bagi penganut absolutisme, seorang penguasa boleh melakukan segalanya. Sehingga meski kita berkata ini tidak benar, tetap saja mereka menganggap tidak ada yang salah dengan cara mereka menjalankan kekuasaan.

Kesimpulannya, karena mereka menganggap ini sebagai sesuatu yang lumrah, lebih baik orang Indonesialah yang menghindar, tak perlu tergiur lagi jika kelak dipinang oleh makhluk2 dari dalam kerajaan, karena absolutisme sudah tidak populer lagi untuk jaman sekarang.

Besok kalau United Kingdom sudah menjadi United Republicdom(istilah saya sendiri hehehe), mungkin rakyat Malaysia baru mau menyusul menyusun people power untuk merubah negara mereka menjadi republik. Pada saat itu terjadi, psikopat seperti Fakhry (kembarannya Udjo) tak mungkin lagi berkutik.

Ingat Manohara, next time find a husband from a democratic country!!

Comment by Leia — June 2, 2009 @ 16:10

Read more : http://sjsandteam.wordpress.com/2009/06/02/susilo-bambang-yudhoyono-manohara-saga-is-a-public-issue-and-we-have-to-settle-it-bahasa-indonesia/

Anonymous said...

Pekanbaru, Riau (ANTARA News) – A number of Malaysian academics have over the past three years moved some 60 ancient Malay manuscripts from Riau Islands province to their country, a culturalist said. "Academics from a noted university in Malaysia have hunted ancient manuscripts and taken most of the documents from locations in Riau Islands such as Lingga Island, Bintan and Penyengat to their country. In Riau mainland, however, I never heard such a thing had happened," Al-Azhar, the local culturalist said here Tuesday.

Al Azhar said, Malaysia had intensified hunts for ancient manuscripts in Indonesia in a bid to find proof of their Malay identity to support its advertising slogan of "truly Asia".

He said that historical documents which had moved to the neighbouring country mostly dated back to the 19th century like Tafsir (Qur`anic translatation and explanation), the ancient Al-Quran, poems, memoirs or diaries of Malay poets. The Malaysian academics hunted the ancient scripts which were not stored in museums but kept by individuals at home, he said, adding that the price of one manuscript could reach millions of rupiah.

Al-Azhar said, he could not do much to prevent the hunting action, because the Indonesian government was not too serious in preserving Indonesia`s cultural heritage. "The scripts of ancient cultural heritage are open to be learnt by academics from various parts of the world. But, it does not mean that Malaysia is entitled to have the scripts," he said.

The Indonesian government still have an opportunity to claim and take back the scripts located in Malaysia, because every script has identity of the author, place and date of the making of ancient script on the last page of book.

T H E . M A L A Y . P R E S S said...

A manuscript confiscated by the Brits in the early 19s century from the KEDAH government has been brought back to Malaysia. Materialised in a form of UNDANG-UNDANG KEDAH, 2005. Published by DBP.

That alone has revealed too many secret. And it is about time that the historical reality of Malaya is to be put forward to Malaysians.

We also have found a 'sanusi' that can put every story and puzzle back in place...

It is all based on Al-Quran and Hadis...it is all there..

T H E . M A L A Y . P R E S S said...

Riau-Lingga was also part of the Islamic Empire before it last Sultan - Sultan Mahadi was killed by the Orang Putih..same goes to Australia..ouch-tra-lia...when the Sultan Al-Bani also killed...

The Malay empire was related to the Chinese Empire because they were all related to each other via Royal Marriage.

If the Chinese Emperor vanished...we still have the Malay Emperor, but unfortunately he was also killed by the Thai and Brit...what to do..?

T H E . M A L A Y . P R E S S said...

look what happened to the Selatan Thai..that was part of their unfinished agenda since the Fall of the Siammese (Malay) Empire...the Malays were killed..and to be killed. That is all part and pices of the history my frens.

Anonymous said...

Странно, искал совсем не это, гугл выдал Ваш сайт, и судя по всему не зря, есть что почитать! Goodwork!

Grandma’s Gangsta Chicken Curry and Gangsta Stories from My Hippie Sixties by Azly Rahman

MY MEMOIR IS NOW AVAILABLE ON AMAZON!  https://www.amazon.com/Grandmas-Gangsta-Chicken-Stories-Sixties-ebook/dp/B095SX3X26/ref=sr_1_1?dchild...